Konferensi internasional anti korupsi yang diselenggarakan IAACA telah menghasilkan poin-poin penting untuk pemberantasan korupsi di dunia. Salah satunya adalah membentuk sekolah anti korupsi.
Akademi antikorupsi pertama di dunia itu akan didirikan di Wina,
Austria dan akan mengajarkan segala hal yang terkait dengan penanganan
atau pemberantasan korupsi. Pengelolaannya melibatkan berbagai lembaga
termasuk interpol, dan direncanakan beroperasi pada November 2009.
Direktur Jenderal European Anti-Fraud Office,
European Commission Franz Hermann Bruener menyampaikan bahwa sekolah
itu sangat penting dalam pemberantasan korupsi. Bruener menjelaskan
bahwa Korupsi merupakan kejahatan transnasional yang menghancurkan semua
sendi kehidupan manusia.
Konferensi internasional anti korupsi digelar di Ukraina pada 3-6
Oktober 2008. Konferensi ini merupakan yang ke-3 dan diikuti oleh 106
negara dan 13 organisasi internasional. Indonesia mengirimkan 3 orang
delegasinya, masing-masing dari KPK (Wakil Ketua KPK M Jasin), Kejaksaan
Agung (Jaksa Agung Hendarman Supandji), dan dari Departemen Luar Negeri
(Dirjen Hukum dan Perjanjian Internasional Eddi Pratomo).
Konferensi ini menghasilkan 27 butir poin, di antaranya pembentukan
sekolah anti korupsi dan penerbitan jurnal yang khusus membahas tentang
antikorupsi dan anti pencucian uang.
Dalam konferensi ini juga dilakukan workshop mengenai beberapa topik
bahasan. Di antaranya adalah tentang Kerjasama Internasional di bidang
asset tracing, korupsi di sektor swasta, serta perlindungan saksi, ahli
dan korban dalam tindak pidana korupsi.
IAACA
merupakan asosiasi dari lembaga-lembaga antikorupsi dari berbagai
negara di dunia. Setiap tahun diadakan pertemuan para anggotanya,
sekaligus sebagai media saling bertukar informasi dan pengalaman dalam
pemberantasan korupsi.